Setelah
fertilisasi, zigot yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan
berkembang. Pertumbuhan berlangsung seiring dengan bertambahnya jumlah se lakibat pembelahan secara mitosis. Perkembangan
ditandai dengan terjadinya spesialisasi dan diferensiasi
sel-sel atau jaringan. Diferensiasi menghasilkan organ hingga terbentuk
individu utuh.
Fase embrionik secara garis besar terbagi lagi menjadi beberapa tahap:
(1) morulasi : zigot yang terbentuk terus menerus
membelah sehingga menjadi suatu bentuk seperti bola yang tersusun atas banyak
sel dan disebut dengan morula
(2) blastulasi : pada tahap akhir dari fase morula
akan terbentuk suatu lubang yang disebut dengan blastocoel. Bentuk
embrio sampai dengan tahap ini disebut dengan blastula.
(3) gastrulasi : pada tahap blastula mengalami
pelekukan (invaginasi) sehingga terbentuklah rongga baru yang disebut gastrocoel
/ arkhenteron. Lubang tempat pelekukan disebut blastophor yang kelak akan
berkembang menjadi anus. Pada tahap akhir proses ini akan terbentuk tiga
lapisan jaringan embrional, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Embrio pada tahap ini disebut gastrula.
(4)
morfogenesis :
merupakan proses perubahan bentuk dan jenis jaringan menjadi berbagai macam
bentuk dan jenis jaringan lain
(5) diferensiasi dan spesialisasi
: adalah proses perubahan dan pendewasaan jaringan embrional menjadi beragam
jenis jaringan lain dengan fungsi yang berbeda. Kelak lapisan ektoderm akan
membentuk epidermis, saraf, dan indera. Lapisan mesoderm akan membentuk dermis,
sistem sirkulasi, sistem ekskresi, sistem respirasi, dan sistem reproduksi.
Sedangkan lapisan endoderm akan membentuk sistem pencernaan.
(6)
imbas embrionik
: adalah suatu gejala dimana proses diferensiasi dan spesialisasi yang dialami
oleh suatu jaringan menyebabkan terjadinya pengaruh (imbas) terhadap jaringan
lain, sehingga ikut mengalami proses yang sama
(7) organogenesis : proses pembentukan
berbagai macam organ tubuh, sehingga terbentuk embrio secara lengkap dan utuh